BAGANSIAPIAPI-Konversi minyak tanah (mitan) ke gas telah hampir merata si seluruh daerah di Indonesia. Distribusi mitan pun tak jadi prioritas karena tak ada subsidi lagi. Ujung-ujungnya, daerah yang masih butuh mitan jadi menderita.
Seperti warga di pesisir pantai Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. Mereka nyata masih membutuhkan mitan sebagai bahan baku penerangan (lampu colok). Pasalnya, di Kecamatan Sinaboi, Bangko, Kubu Babussalam dan Pasir Limau Kapas (Palika) jaringan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga kini masih terbatas.
"Saya tak ingat berapa kebutuhan minyak tanah warga pesisir setiap harinya. Yang jelas, mereka kesulitan menyalakan lampu colok. Aliran listrik di sana terbatas. Tak jarang warga terpaksa membeli genset agar rumah mereka terang," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Rohil, Drs H Herman Tambusai, baru-baru ini.
Selain itu, lanjut Herman, masih dibutuhkannya mitan karena warga pesisir masih menggunakan kompor. "Masih ada warga kita yang menggunakan kompor. Sehingga jelas, sangat memerlukan minyak tanah. Kalau masyarakat sudah menggunakan gas dan telah mendapatkan sentuhan listrik, mungkin tidak memerlukannya lagi," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar