
Hal ini ditegaskan
Direktur PT Ciputra Residence Agussurja Widjaja, bahwa tingginya backlog
di Indonesia, sebagai pengusaha maka kondisi ini menjadi peluang pasar,
khususnya untuk pasar rumah kelas menengah ke bawah.
"Tingkat
backlog di Indonesia tinggi sekali, tahun ini total mencapai 14 juta
unit, per tahunnya 800.000 unit, besar sekali," ujarnya dilansir
detikfinance, Senin (24/2/2014).LALU...
JAKARTA-Tingkat
kurang pasok (backlog) untuk para kepala keluarga di Indonesia terus
bertambah setiap tahun. Total backlog mencapai 14 juta unit, setiap
tahunnya bertambah 800.000 unit rumah. Indonesia masih kekurangan rumah
baru.
Hal ini ditegaskan Direktur PT Ciputra
Residence Agussurja Widjaja, bahwa tingginya backlog di Indonesia,
sebagai pengusaha maka kondisi ini menjadi peluang pasar, khususnya
untuk pasar rumah kelas menengah ke bawah.
"Tingkat
backlog di Indonesia tinggi sekali, tahun ini total mencapai 14 juta
unit, per tahunnya 800.000 unit, besar sekali," ujarnya dilansir
detikfinance, Senin (24/2/2014).
"Makanya saat
ini kami fokus kepada pasar kelas menengah ke bawah. Tahun ini proyek
berjalan ada 6 dan akan mulai lagi dengan 8 proyek lagi, hampir semuanya
perumahan untuk kalangan menengah ke bawah," ungkapnya.
Agus
menambahkan, dengan menyasar pasar kelas menengah ke bawah, kenaikkan
tingkat suku bunga tidak terlalu signifikan pengaruhnya, justru akan
terhindar dari para investor perumahan.
"Tingkat
bunga memang berpengaruh, tapi tidak signifikan, makanya saat ini
hampir seluruh unit yang telah terjual ada penghuninya, artinya mereka
itu pemakai (end user) atau pemilik langsung yang menempati rumah itu,
bukan para investor, pemakai yang memang membutuhkan rumah," tutupnya.
Sementara,
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan properti residensial primer
(rumah baru) pada triwulan I-2014 masih dibayang-bayangi kenaikan suku
bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Hal ini
didasarkan dari survei yang dilakukan BI terhadap para pengembang
properti yang beranggapan masalah bunga KPR jadi penghambat utama
penjualan properti awal tahun ini. (*)
- See more at: http://halloriau.com/read-property-44047-2014-02-25-tiap-tahun-indonesia-butuh-800-ribu-rumah-baru.html#sthash.xxyabzeV.dpuf
JAKARTA-Tingkat
kurang pasok (backlog) untuk para kepala keluarga di Indonesia terus
bertambah setiap tahun. Total backlog mencapai 14 juta unit, setiap
tahunnya bertambah 800.000 unit rumah. Indonesia masih kekurangan rumah
baru.
Hal ini ditegaskan Direktur PT Ciputra
Residence Agussurja Widjaja, bahwa tingginya backlog di Indonesia,
sebagai pengusaha maka kondisi ini menjadi peluang pasar, khususnya
untuk pasar rumah kelas menengah ke bawah.
"Tingkat
backlog di Indonesia tinggi sekali, tahun ini total mencapai 14 juta
unit, per tahunnya 800.000 unit, besar sekali," ujarnya dilansir
detikfinance, Senin (24/2/2014).
"Makanya saat
ini kami fokus kepada pasar kelas menengah ke bawah. Tahun ini proyek
berjalan ada 6 dan akan mulai lagi dengan 8 proyek lagi, hampir semuanya
perumahan untuk kalangan menengah ke bawah," ungkapnya.
Agus
menambahkan, dengan menyasar pasar kelas menengah ke bawah, kenaikkan
tingkat suku bunga tidak terlalu signifikan pengaruhnya, justru akan
terhindar dari para investor perumahan.
"Tingkat
bunga memang berpengaruh, tapi tidak signifikan, makanya saat ini
hampir seluruh unit yang telah terjual ada penghuninya, artinya mereka
itu pemakai (end user) atau pemilik langsung yang menempati rumah itu,
bukan para investor, pemakai yang memang membutuhkan rumah," tutupnya.
Sementara,
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan properti residensial primer
(rumah baru) pada triwulan I-2014 masih dibayang-bayangi kenaikan suku
bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Hal ini
didasarkan dari survei yang dilakukan BI terhadap para pengembang
properti yang beranggapan masalah bunga KPR jadi penghambat utama
penjualan properti awal tahun ini. (*)
- See more at: http://halloriau.com/read-property-44047-2014-02-25-tiap-tahun-indonesia-butuh-800-ribu-rumah-baru.html#sthash.xxyabzeV.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar